AYOOBATAM.COM – Komplek Ruko Mandalay di Jalan Letjen Suprapto, Sagulung, Batam, kini menjadi pusat perhatian.
Pasar ini dibanjiri barang bekas impor dari Singapura, dengan aktivitas jual beli pakaian, elektronik, Springbed dan perlengkapan rumah tangga bekas berlangsung marak.
Namun, di balik keramaian tersebut tersimpan misteri: siapa dalang di balik bisnis barang bekas yang mengkhawatirkan ini?
Pantauan langsung di lapangan menunjukkan aktivitas perdagangan yang sangat intensif. Sebuah truk, terpantau membongkar puluhan kasur pegas bekas berbagai ukuran di kompleks tersebut pada Jumat dini hari (27/12/24) pukul 00.03 WIB.
Skala operasi ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi kerugian negara akibat penghindaran pajak dan pelanggaran regulasi impor.
Yang menjadi pertanyaan utama adalah identitas pemasok utama barang-barang bekas tersebut. Keberadaan jaringan perdagangan yang terorganisir ini menimbulkan keraguan atas efektivitas pengawasan Bea Cukai Batam.
Apakah ada celah dalam sistem yang memungkinkan praktik impor barang bekas ini berjalan begitu lancar?
Sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, “Kurangnya pengawasan yang optimal bisa jadi faktor pendukung maraknya perdagangan ini.”
Ia menambahkan, dampaknya tidak hanya merugikan negara dari sisi penerimaan pajak, tetapi juga mengancam perekonomian lokal, terutama UMKM yang kesulitan bersaing dengan harga barang impor yang jauh lebih murah.
Pemerintah Kota Batam dan instansi terkait didesak untuk segera memberikan penjelasan transparan terkait pengawasan impor barang bekas. Investigasi menyeluruh untuk mengungkap jaringan pemasok dan menindak tegas para pelakunya menjadi tuntutan publik.
Kejelasan ini penting untuk mengembalikan kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen pemerintah dalam menegakkan hukum serta melindungi perekonomian lokal.
Pertanyaan kunci yang belum terjawab adalah: siapa dalang di balik bisnis barang bekas ini, dan bagaimana pengawasan Bea Cukai Batam dapat ditingkatkan agar lebih efektif mencegah praktik ilegal yang merugikan ini?