AYOOBATAM.COM – Seorang wartawan dari media Gencarnews.com, Metio Sandi, mengalami kekerasan fisik oleh sekelompok orang yang diduga preman di daerah Sagulung, Kota Batam.
Peristiwa ini terjadi pada Senin, (3/2/25) dan telah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan kebebasan pers di Kota Batam.
Menurut Metio Sandi, kejadian ini bermula ketika ia bermain ke Seroja di Kecamatan Sagulung dan bertemu dengan salah seorang korban kekerasan yang terjadi pada tanggal 1 februari 2025. Korban tersebut meminta bantuan Metio Sandi untuk melaporkan kejadian tersebut ke media.
Setelah Metio Sandi menulis berita tentang kejadian tersebut, ia mendapat ancaman dari seseorang yang bernama Markus. Markus meminta Metio Sandi untuk bertemu di ABC pada pukul 15.00, namun kemudian mengundur waktu sampai jam 19.00.
Saat Metio Sandi tiba di lokasi tersebut, ia berjumpa dengan 4 orang yang terdiri dari 3 pria dan 1 wanita. Mereka kemudian memukul Metio Sandi dan memaksanya untuk membuat surat pernyataan bahwa motornya dititipkan.
Metio Sandi juga mengungkapkan bahwa ia dibawa ke ruko yang berada di dekat Jembatan Nato dan dipaksa untuk membuat pernyataan bahwa ia tidak akan menulis berita tentang kejadian tersebut lagi.
“Setelah itu, saya kembali di bawa ke ruko dekat nato sebelah mushola saya di temani kawan saya 2 orang kami minum bandrek saat itu datang satu orang lagi nama nya purba dia interogasi saya dan dia suruh saya buat laporan ke polisi kalau saya naikan berita di ancam oleh sapar dan Golak sebagai narasumber,” ungkap Metio Sandi.
Peristiwa ini sangat miris dan menyayat hati para jurnalis di Kota Batam dan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kejadian ini menjadi suatu tanda tanya besar apakah Batam sudah tidak aman lagi sehingga hal seperti ini bisa terjadi.